GMSMEDIA.CO.ID-PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya di Provinsi Jambi. Perusahaan konstruksi milik negara ini dipercaya melaksanakan proyek strategis rehabilitasi jaringan irigasi sebagai bagian dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) yang digagas Kementerian Pertanian.
Di Jambi, proyek ini mencakup rehabilitasi jaringan irigasi pada lahan seluas kurang lebih 13.867 hektare. Lingkup pekerjaannya meliputi penggalian tanah sepanjang 190 kilometer dan perbaikan terhadap 44 unit bangunan irigasi. Pekerjaan tersebut ditargetkan rampung dalam waktu 110 hari kalender dan berada di bawah pengawasan langsung Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VI.
Proyek irigasi ini merupakan implementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 444/KPTS/M/2025 tentang percepatan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi distribusi air pertanian, mengurangi risiko gagal panen, serta mendorong kesejahteraan petani melalui ketersediaan air yang lebih baik.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menegaskan bahwa proyek ini mencerminkan kepercayaan pemerintah terhadap kemampuan WIKA sebagai mitra strategis dalam pembangunan infrastruktur nasional. Menurutnya, WIKA berkomitmen melaksanakan proyek tersebut dengan menjunjung tinggi kualitas, keselamatan kerja, dan ketepatan waktu penyelesaian.
“Ini adalah bentuk partisipasi aktif WIKA dalam mendukung agenda nasional di bidang ketahanan pangan. Kami hadir untuk memberikan dampak nyata bagi produktivitas pertanian dan kehidupan petani,” ujar Agung.
Selain di Jambi, proyek serupa juga dikerjakan WIKA di Kalimantan Utara dengan cakupan lahan sekitar 1.886 hektare. Pembangunan dua proyek irigasi ini diharapkan memperkuat ketahanan pangan nasional serta menjadi langkah strategis dalam mendorong pertanian berkelanjutan.
Keberadaan infrastruktur irigasi yang memadai diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga menjadi solusi konkret bagi para petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang kerap mengancam masa panen.(***)
Discussion about this post