Oleh : Ahmad Muzir
DARI kejauhan, bangunan masjid itu mencuri perhatian. Kubahnya tidak bundar seperti masjid pada umumnya, melainkan berundak simetris membentuk struktur geometris modern. Kisi-kisi emas menghiasi bagian fasad, memantulkan cahaya di antara dinding putih bersih.
Berdiri di Arena Ex MTQ Taman Rimba Jambi, inilah Masjid Tsamaratul Insan, proyek mercusuar kebanggaan Pemerintah Provinsi Jambi. Masjid ini dibangun dengan anggaran fantastis, Rp150 miliar, dari APBD Provinsi Jambi melalui skema multi years contract (MYC) tahun anggaran 2023–2024. Dalam desain awal yang sempat ramai beredar, masjid digambarkan seolah “mengapung” di atas kolam biru yang luas. Jembatan elegan membentang dari jalan utama menuju pintu masjid, dikelilingi pepohonan palem dan pantulan air menciptakan kesan spiritual, damai, dan monumental.
Namun, kenyataan di lapangan tak seindah imajinasi. Kini, ketika bangunan fisiknya hampir rampung, unsur kolam dan lanskap air yang menjadi daya tarik utama dalam visualisasi awal, tak tampak. Pelataran yang seharusnya menjadi permukaan air, berubah menjadi lantai kering berlapis marmer putih. Jembatan megah itu tak lagi “terapung”, melainkan menapak langsung ke daratan keras.
“Awalnya saya kira bakal kayak di gambar, masjidnya dikelilingi air, jembatannya keren banget. Tapi ternyata sekarang cuma lantai biasa,” kata Salim (42), warga Kota Jambi yang mengikuti progres proyek sejak awal.
Pembangunan Masjid Tsamaratul Insan dilaksanakan oleh PT. Karya Bangun Mandiri Persada KSO PT. Bumi Delta Hatten, dengan nilai kontrak Rp149,3 miliar, dimulai sejak 19 Januari 2023 dan ditargetkan rampung dalam 690 hari kalender atau hingga 8 Desember 2024. Masa pemeliharaan bangunan direncanakan selama satu tahun.
Sementara pengawasan proyek berada di bawah kendali PT. Archimedia Consultants KSO PT. Manggalakarya Bangun Sarana, melalui kontrak senilai Rp9,6 miliar dengan masa kerja 840 hari kalender sejak 21 Juni 2022 hingga 7 Oktober 2024.
Hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah daerah mengenai absennya kolam air yang sebelumnya ditampilkan dalam gambar render. Sejumlah pihak menduga ada rasionalisasi anggaran atau faktor teknis yang membuat elemen lanskap tidak diwujudkan.
Meski begitu, bangunan masjid tetap dianggap sebagai ikon baru bagi Provinsi Jambi. Desain modern dengan detail islami dan material premium tetap mencerminkan kesungguhan proyek berskala besar ini.
“Sudah megah, tinggal disempurnakan. Mungkin nanti bisa ada penambahan kolam atau taman di tahap berikutnya,” ujar Salim penuh harap.
Masjid itu kini berdiri kokoh tidak mengapung seperti di gambar, tapi menapak nyata di bumi. Di antara marmer dan beton, harapan masyarakat akan kesempurnaan visualnya masih belum benar-benar sirna.(***)
.
Discussion about this post