GMSMEDIA.CO.ID-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi mencatat kinerja industri jasa keuangan di Provinsi Jambi tetap stabil dan tumbuh positif pada Juni 2025. Kepala OJK Provinsi Jambi, Yan Iswara Rosya, mengatakan kinerja ini didorong oleh meningkatnya aktivitas ekonomi, membaiknya kepercayaan konsumen, serta adanya inovasi di berbagai segmen jasa keuangan.
Pertumbuhan di sektor perbankan tercatat naik 6,12 persen (year on year/yoy), terutama pada kredit pemilikan peralatan rumah tangga. Transaksi pasar modal juga melonjak signifikan hingga 162,71 persen (yoy) yang berasal dari saham dan reksa dana, sedangkan pembiayaan industri keuangan nonbank (IKNB) tumbuh 2,95 persen (yoy) yang ditopang perusahaan pembiayaan.
Kredit bank umum di Jambi tumbuh 6,41 persen (yoy) menjadi Rp55,81 triliun dengan porsi terbesar masih untuk konsumsi sebesar 42,38 persen. Kredit untuk UMKM mencapai 46,76 persen. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat 9,47 persen (yoy) dengan dominasi perbankan konvensional Rp44,08 triliun dan perbankan syariah Rp4,63 triliun. Loan to Deposit Ratio (LDR) bank umum tercatat 114,57 persen, lebih tinggi dari nasional 87,55 persen, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di angka 1,78 persen.
Sementara itu, kinerja BPR menurun. Penyaluran kredit turun 7,67 persen (yoy) menjadi Rp1,02 triliun, DPK turun 11,85 persen menjadi Rp954,20 miliar, dan NPL mencapai 18,45 persen. Meski demikian, penyaluran kredit BPR ke sektor UMKM masih mendominasi sebesar 83,33 persen.
Pada sektor IKNB, Lembaga Keuangan Mikro Syariah menyalurkan pembiayaan Rp3,27 miliar kepada 265 nasabah dengan Non-Performing Financing (NPF) 2,13 persen. Perusahaan pembiayaan mencatat outstanding Rp8,68 triliun dengan NPF 3,21 persen, serta peningkatan kontrak pembiayaan hingga 1,44 juta kontrak. Modal ventura tumbuh 19,77 persen (yoy) dengan total pembiayaan Rp130,45 miliar, sementara aset pergadaian naik 26,57 persen (ytd) menjadi Rp2,84 miliar.
Di bidang pasar modal, jumlah investor terus meningkat menjadi 146.775 Single Investor Identification (SID), naik 17,29 persen (yoy). Nilai penjualan saham di Jambi mencapai Rp1,58 triliun atau naik 140,41 persen, sementara transaksi reksa dana melonjak 295,30 persen menjadi Rp436,71 miliar. Meski belum ada perusahaan Jambi yang tercatat sebagai emiten, OJK terus mendorong pelaku usaha memanfaatkan pasar modal, termasuk melalui skema Securities Crowd Funding (SCF).
Dari sisi literasi dan pelindungan konsumen, OJK Jambi telah menggelar 96 kegiatan edukasi hingga Juli 2025 dengan 10.055 peserta. Sepanjang tahun berjalan, terdapat 128 pengaduan konsumen, mayoritas berasal dari sektor IKNB sebanyak 72 kasus. Selain itu, permintaan layanan Sistem Layanan Informasi Keuangan Debitur (SLIK) tercatat 5.882 permintaan. OJK juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai investasi ilegal dan memastikan legalitas lembaga keuangan melalui portal resmi OJK.
Dalam rangka memperluas akses keuangan, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jambi telah melaksanakan berbagai program, di antaranya Focus Group Discussion, rapat pleno, dan product matching di sejumlah kabupaten/kota. Menurut Yan Iswara Rosya, peran TPAKD sangat penting sebagai wadah koordinasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“OJK Jambi bersama pemerintah daerah dan seluruh stakeholders akan terus memperkuat sinergi untuk memperluas akses keuangan masyarakat, menjaga stabilitas industri jasa keuangan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi,” tegas Yan. (**)
Discussion about this post