GMSMEDIA.CO.ID-Kemacetan parah yang kembali terjadi di ruas Jalan Tempino–Jambi pada Minggu (25/5/2025) memicu kemarahan masyarakat. Warga mengecam keras pemerintah daerah yang dinilai lamban menyelesaikan pembangunan jalan khusus angkutan batu bara, yang telah lama dijanjikan namun tak kunjung direalisasikan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (DPW GNPK) Provinsi Jambi, Yosherizal, SH, menegaskan bahwa persoalan angkutan batu bara tidak akan pernah selesai selama masih menggunakan jalan umum. Menurutnya, upaya pemindahan jalur ke jalan alternatif tetap tidak menyelesaikan akar masalah.
“Masalah tetap sama, macet, macet terus. Ini hanya pengalihan perhatian saja. Jalan yang dipakai sekarang bukan solusi. Di mana ketegasan Gubernur Jambi? Janjinya dulu ingin menyelesaikan pembangunan jalan khusus, tapi sampai sekarang tak ada kejelasan,” tegas Yosherizal.
Ia juga mempertanyakan peran asosiasi batu bara yang hingga kini tidak mampu memberikan solusi konkret terhadap persoalan jalan angkutan batu bara yang menahun ini.
“Rakyat jangan terus disusahkan. Apalagi sebentar lagi Iduladha. Pemerintah harus segera bertindak. Jangan tunggu situasi makin kacau,” ujarnya.
Yosherizal juga mengingatkan pernyataan tegas Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, dalam rapat dengar pendapat bersama Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan pada 15 Februari 2023 lalu di Jakarta. Dalam forum itu, Lasarus menyebut bahwa kendaraan tambang, termasuk angkutan batu bara, wajib menggunakan jalan khusus yang dibangun oleh perusahaan, bukan jalan umum, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
“Undang-undang jelas melarang kendaraan tambang rutin menggunakan jalan umum. Tapi nyatanya, pemerintah masih membiarkan itu terjadi. Apa dasar pertimbangannya?” tutur Yosherizal geram.
Lebih jauh, Yosherizal menilai pengoperasian kembali angkutan batu bara di jalan umum juga dapat berdampak negatif terhadap iklim investasi di Jambi.
“Jika ini terus dibiarkan, investor akan berpikir ulang. Kondisi lalu lintas yang buruk bisa membuat ekonomi stagnan. Gubernur harus segera wujudkan jalan khusus untuk hauling batu bara. Itu satu-satunya solusi,” pungkasnya.
Kemacetan panjang di Jalur Tempino–Jambi sendiri menjadi bukti nyata bahwa keberadaan jalan khusus semakin mendesak. Masyarakat berharap pemerintah provinsi tidak lagi menunda-nunda pembangunan tersebut dan lebih berpihak kepada kepentingan umum.(zir)
Discussion about this post