GMSMEDIA.CO.ID-Gelombang penolakan terhadap pembangunan stockpile batubara milik PT Sinar Anugrah Sentosa (PT SAS) di dekat permukiman warga Kota Jambi terus membesar. Warga dari berbagai wilayah, seperti Aur Kenali dan Mendalo Darat, menyatukan perlawanan melalui Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) yang berkolaborasi dengan WALHI Jambi. Mereka menyuarakan penolakan tegas terhadap pembangunan stockpile seluas 70 hektare yang dikhawatirkan akan mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Lokasi proyek tersebut sangat berdekatan dengan Intake PDAM Aurduri, sumber air bersih bagi sekitar 20.000 rumah tangga di Kota Jambi.
Aktivis Gerakan Anak Bangsa Peduli, Syaiful Iskandar, memperingatkan bahwa kelambanan pemerintah dalam merespons aspirasi warga hanya akan menyulut kemarahan yang lebih luas. “Perlawanan terhadap PT SAS makin membara. Jika terlambat, ini akan membakar gelora perlawanan,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur WALHI Jambi, Oscar Anugrah, juga mengecam proyek ini sebagai kejahatan ekologis yang mengancam ruang hidup masyarakat. Ia mendesak pemerintah agar berpihak kepada keselamatan rakyat, bukan kepentingan korporasi. Warga bersama aktivis menuntut pencabutan seluruh izin pembangunan PT SAS, transparansi dalam proses perizinan, serta penolakan total terhadap pendirian stockpile di kawasan permukiman. Spanduk-spanduk penolakan dan posko perlawanan telah didirikan di berbagai titik sebagai bentuk konsolidasi perlawanan.
Masyarakat berharap Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi Jambi menjalankan mandat konstitusi dengan berpihak pada rakyat dan lingkungan hidup, bukan tunduk pada tekanan investasi yang merugikan. Gelora perjuangan ini menjadi peringatan keras bahwa rakyat tidak akan diam saat ruang hidup mereka terancam.(***)
Discussion about this post