GMSMEDIA.CO.ID-Harapan puluhan siswa MTsN 7 Sungai Bahar untuk menampilkan atraksi drumband dalam peringatan HUT ke-80 RI pupus seketika. Penampilan yang telah mereka latih berbulan-bulan itu gagal total setelah terganggu perayaan ulang tahun Istri Camat Sungai Bahar yang digelar mendadak di tengah acara resmi.
Kekecewaan mendalam pun tak terbendung. Sejumlah siswa menangis, sebagian besar rombongan drumband langsung membubarkan diri dengan wajah muram. Orang tua yang hadir di lokasi juga tidak bisa menyembunyikan rasa sakit hati melihat perjuangan anak-anak mereka seolah diabaikan.
Kepala MTsN 7 Sungai Bahar, Sofwan, menyebut kejadian itu sangat melukai semangat anak didiknya. “Anak-anak sudah baris, sudah siap tampil, tapi tiba-tiba musik ulang tahun diputar kencang. Suara drumband mereka tertutup, penampilan terhenti. Saya benar-benar kecewa,” ujarnya dengan nada getir.
Video insiden tersebut langsung viral di media sosial. Banyak warganet meluapkan kegeraman karena acara kenegaraan yang sakral dianggap terciderai oleh kepentingan pribadi. “Latihan berbulan-bulan sia-sia hanya gara-gara ulang tahun camat. Tidak ada empati sama sekali,” tulis seorang pengguna TikTok.
Sofwan mengaku telah menanyakan langsung perihal pemutaran lagu ulang tahun itu. Panitia berdalih hanya mengikuti instruksi, sementara MC mengaku mendapat perintah dari istri camat. “Saya sampaikan langsung ke Pak Camat, ini acara negara, bukan ajang pribadi. Tapi nasi sudah jadi bubur, anak-anak sudah terlanjur terluka,” katanya.
Meski Camat Sungai Bahar, Agus Riadi, akhirnya menyampaikan permintaan maaf, penyesalan itu dinilai tidak mampu menghapus rasa kecewa yang mendalam. “Bagaimanapun juga mereka semua warga saya. Kami salah, saya minta maaf sebesar-besarnya,” ujarnya.
Namun permintaan maaf itu tak serta merta meredakan kemarahan masyarakat. Banyak pihak menilai momentum sakral peringatan kemerdekaan seharusnya dijaga kehormatannya, bukan dicampur dengan kepentingan personal. “Kalau tak menghargai anak-anak kami, untuk apa acara ini disebut peringatan kemerdekaan?” ucap salah satu wali murid dengan suara bergetar.
Hingga kini, peristiwa tersebut terus menuai sorotan. Rasa kecewa, kesedihan, dan kritik tajam masih deras mengalir, menandai betapa rapuhnya penghormatan terhadap upaya dan pengorbanan generasi muda yang ingin berkontribusi dalam perayaan kemerdekaan bangsa.(**)
Discussion about this post